Masterplan Transportasi Tangerang Selatan: Menuju Mobilitas Terpadu dan Berkelanjutan







Tangerang Selatan (Tangsel) terus berbenah sebagai kota urban yang padat penduduk, termasuk dalam pengelolaan transportasinya. Salah satu mega proyek transportasi terbaik yang sedang dikembangkan di kota ini adalah Masterplan Transportasi yang terintegrasi dengan berbagai moda transportasi lainnya seperti APTB, Transjakarta, dan MRT. Proyek ini dirancang untuk mengatasi kemacetan dan meningkatkan aksesibilitas bagi masyarakat yang sering bepergian antara Tangerang Selatan dan Jakarta.

Tantangan Transportasi di Tangerang Selatan

Tingkat penggunaan kendaraan pribadi di Tangerang Selatan sangat tinggi, terutama sepeda motor. Berdasarkan data, 90,95% kendaraan yang melintasi 28 ruas jalan utama di kota ini merupakan kendaraan pribadi, sedangkan kendaraan umum hanya sebesar 3,60% dan kendaraan barang 5,45%. Situasi ini diperparah dengan rendahnya kualitas layanan angkutan umum seperti angkot, yang sering tidak nyaman dan rutenya tidak efisien.

Kemacetan juga menjadi masalah serius di kota ini. Hingga tahun 2012, tercatat ada 60 titik rawan macet, dan meskipun jumlahnya turun menjadi 25 titik pada 2014, hal ini masih menimbulkan tantangan besar bagi pengelolaan transportasi di Tangerang Selatan. Selain itu, pergerakan komuter ke Jakarta sangat tinggi, dengan sekitar 32.515 orang bepergian setiap harinya berdasarkan survei O-D Nasional 2011. Ini menegaskan kebutuhan akan transportasi umum yang lebih baik dan terintegrasi.

Visi dan Misi Pengembangan Transportasi

Pemerintah Tangerang Selatan memiliki visi besar untuk menciptakan jaringan transportasi perkotaan yang bertumbuh secara merata dan terpadu, dengan mengutamakan keberlanjutan lingkungan (environmentally sustainable transport). Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah menetapkan beberapa misi utama, antara lain:

  1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mengelola transportasi di Tangerang Selatan.
  2. Meningkatkan jaringan dan prasarana transportasi perkotaan.
  3. Mewujudkan lalu lintas yang aman, tertib, dan lancar.
  4. Mengurangi biaya perjalanan bagi masyarakat.
  5. Mendorong terciptanya keseimbangan lalu lintas yang nyaman dan aman di perkotaan.

Strategi Pengembangan Jaringan Transportasi

Untuk mewujudkan visi tersebut, pemerintah Tangerang Selatan menerapkan dua strategi utama. Pertama, memperkuat peran simpul transportasi seperti terminal dan stasiun kereta api (KA) dalam menopang kegiatan ekonomi perkotaan. Kedua, mengembangkan inovasi pelayanan transportasi berbasis teknologi informasi guna memastikan ketepatan waktu dan kenyamanan pengguna jasa transportasi.

Beberapa program yang menjadi fokus dalam pengembangan transportasi ini meliputi:

  1. Pengembangan Jaringan Jalan Perkotaan: Perluasan jaringan jalan dengan penambahan ruas jalan dan perbaikan kualitas jalan yang sudah ada.
  2. Peningkatan Layanan Angkutan Umum: Peningkatan jumlah armada dan rute trayek, serta perbaikan layanan angkutan umum agar lebih nyaman dan efisien.
  3. Pengembangan Terminal Terintegrasi: Terminal yang menghubungkan berbagai moda transportasi untuk memudahkan perpindahan penumpang.
  4. Pengembangan Teknologi Informatika: Penerapan sistem berbasis IT untuk memudahkan pengelolaan transportasi, seperti informasi jadwal dan rute yang bisa diakses melalui aplikasi.
  5. Pengembangan Fasilitas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Perkotaan: Peningkatan kualitas halte dan terminal untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna transportasi umum.

Rencana Jaringan Bus Rapid Transit (BRT)

Sebagai bagian dari masterplan, Tangerang Selatan juga mengembangkan angkutan umum massal dalam bentuk Bus Rapid Transit (BRT) dengan 8 koridor utama yang tersebar di seluruh kota. Beberapa koridor penting yang akan dikembangkan meliputi:

  • Koridor 1: Terminal Pondok Cabe - Terminal Intermoda Pondok Ranji, yang terintegrasi dengan jalur KA ke Jakarta.
  • Koridor 2: Terminal Pondok Cabe - Terminal Intermoda Rawabuntu, terintegrasi dengan jalur KA Jakarta.
  • Koridor 3: Mall Sogo Alam Sutera - Terminal Intermoda Jurang Mangu.

Setiap koridor BRT ini dilengkapi dengan halte/shelter yang tersebar di sepanjang rute. Total 104 unit halte akan dibangun di delapan koridor ini, dengan penempatan yang strategis untuk memudahkan akses pengguna.

Pengurangan Penggunaan Kendaraan Pribadi

Salah satu fokus dari masterplan ini adalah mengurangi ketergantungan masyarakat pada kendaraan pribadi. Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah berencana untuk:

  • Mengembangkan layanan angkutan umum yang lebih nyaman dan tepat waktu.
  • Menerapkan kebijakan pengendalian penggunaan kendaraan pribadi melalui pengaturan parkir dan peningkatan biaya penggunaan kendaraan pribadi di pusat kota.
  • Mendorong penggunaan angkutan umum dengan memberikan insentif dan meningkatkan aksesibilitas transportasi umum.

Masa Depan Transportasi Tangerang Selatan

Dengan penerapan masterplan ini, Tangerang Selatan diharapkan menjadi kota dengan transportasi yang lebih modern, efisien, dan ramah lingkungan. Pengintegrasian sistem transportasi seperti BRT, kereta api, dan MRT akan memudahkan mobilitas masyarakat, mengurangi kemacetan, serta memberikan kenyamanan bagi pengguna transportasi umum.

Posting Komentar

0 Komentar

advertise

Slider Parnert

Subscribe Text

Informasi Pelatihan dan Sertifikasi